“INILAH
DAHLAN ITULAH DAHLAN”
Pendahuluan
Buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan merupakan buku yang
dilatarbelakangi oleh kebutuhan aspirasi masyarakat dalam menyumbangkan
pemikirannya mengenai sosok Dahlan Iskan. Dahlan Iskan berharap buku ini dapat
menjadi media yang menampung tulisan-tulisan masyarakat yang tidak mungkin
dipublikasikan oleh media koran, khususnya yang tidak dapat dipublikasikan di
Jawa Pos. Hal ini disebabkan karena adanya kode etik yang mengatur publikasi.
Untuk menjaga independensi Jawa Pos sebagai media pemberitaan, Jawa Pos
memiliki kebijakan untuk menjaga jarak, untuk tidak terlalu dekat terhadap
siapapun, termasuk pada Dahlan Iskan yang notabene mantan pemilik Jawa Pos.
Dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” banyak pihak
yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Setidaknya terdapat 31 penulis atau
narasumber yang ikut terlibat yaitu Abdillah Toha (anggota DPR periode
2004-2009), Ahmad Jauhari (wakil pimpinan umum Bisnis Indonesia), Amalia E. Maulana (pakar branding), Amang Mawardi (wartawan senior dan mantan GM tabloid Jawa Anyer), Arief Budisusilo (pemimpin
redaksi Bisnis Indonesia), Ary
Ginanjar Agustian (pendiri ESQ Leadership Center), Denny Indrayana (staf khusus
presiden Bidang Hukum dan Pembrantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), Desmon
Silitonga (analis di PT Millenium Danatama Asset Management), Dewa Gde Satrya
(aktif menulis tentang pariwisata di berbagai media massa Jawa Pos dan Bali
Pos), Djoko Pitono (jurnalis dan editor buku), Efnu Subiyanto (karyawan bidang
logistic Semen Gresik), Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media), Hasibullah Sastrawati (alumnus Universitas
Al-Azhar, Kairo, Mesir. Analisisnya yang tajam sering muncul di Jawa Pos dan Media Indonesia), J. Sumardijanta (penulis aktif di Jawa Pos), Karim Raslan (penulis
terkemuka asal Malaysia), Linda Djalil (wartawan majalah Tempo dan Gatra), Lukito
Edi Nugroho (Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada), Mahfud M.D (mantan
anggota DPR RI), Muhadjir Effendi (Rektor Universitas Muhammadiyah Malang),
Owen Podger (Governance Adviser asal Australia), Reza Indra Giri Amriel
(konsultan reformasi yudisial di UNODC), Rhenald Kasali (pakar manajemen
terkemuka di Indonesia), Rosdiansyah (alumnus ISS Belanda), Saifullah Yusuf
(tokoh muda dari kalangan NU), dan Sirikit Syah (mantan wartawan Surabaya Pos).
Buku “Inilah Dahlan,
Itulah Dahlan” disusun oleh Taufik Lamade dan Rohman Budijanto. Taufik Lamade
merupakan editor senior Jawa Pos. Dia
pernah menjadi redaktur pelaksana dan kini menjabat ketua dewan redaksi Jawa Pos Radar. Sedangkan Rohman
Budijanto merupakan mantan Pimpinan Redaksi Jawa
Pos. Selain sebagai editor senior, dia juga menjabat sebagai direktur
eksekutif JPIP (Jawa Pos Institute of Pro Otonomi).
Identitas
Buku
Judul buku : Inilah
Dahlan Itulah Dahlan
Penyusun : Taufik Lamade
dan Rohman Budijanto
ISBN : 978-602-9498-88-2
Penerbit : Noura Books
(PT Mizan Publika)
Tahun Terbit` : 2012
Cetakan : 1
Ukuran Buku : 14 x 21 cm
Tebal Buku : 250 halaman
Gambaran
Isi Buku
Judul : Inilah Dahlan Itulah Dahlan
Bidang : Biografi tokoh
Tema : Penilaian mengenai sosok Dahlan Iskan
Isi Pokok : Penilaian mengenai sosok Dahlan Iskan dari berbagai
sudut pandang orang-orang yang berada disekitarnya.
Sinopsis
Dengan terpilihnya Dahlan Iskan sebagai menteri
BUMN, Amalia E. Maulana mengatakan bahwa Dahlan menjanjikan sesuatu yang
kritikal, yaitu perubahan. Dahlan menyatakan dirinya mengubah gaya dari gaya
menteri menjadi gaya pemimpin perusahaan, seorang chairman atau chief executive
officer (CEO), bukan lagi birokrat. Perubahan selanjutnya adalah perubahan
gaya komunikasi dan transparansi. Hal lain yang dapat diamati dari menteri BUMN
ini adalah caranya masuk dan menggali persoalan dengan lebih seksama. Deteksi persoalan
dilakukan melalui proses check, recheck, dan
double check. Dahlan tidak membahas
persoalan di bagian permukaan lagi, tetapi dia mengangkat masalah yang
mendasar, akar permasalahan dari kekarut-marutan di BUMN.
Menurut Abdillah Toha, Dahlan Iskan hadir memecah
kebekuan manajemen pemerintahan yang dianggap kaku serta lamban. Gaya proaktif
dan provokatif Dahlan memang fenomenal. Langgam kepemimpinannya bersifat
menggerakkan. Dahlan juga dipandang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas,
tetapi luwes. Sosok Dahlan bertindak penuh antusias, bergairah untuk maju, dan
induktif. Dahlan menyelami segala persoalan dari bawah dan langsung dipecahkan
ditempat saat itu juga. Abdillah juga beranggapan apapun yang dilakukan oleh
Dahlan selama ini bukanlah suatu pencitraan semata. Dahlan tampil apa adanya,
tanpa basa basi dan tanpa beban. Dibenaknya hanya ada satu kata : bekerja. Dia
tidak suka pada teori-teori atau berteori. Setiap langkah dan gerakannya cepat.
Fokusnya adalah solusi serta tantangan ke depan. Dahlan juga bekerja tanpa
orientasi materi. Baginya bekerja adalah ekspresi rasa syukur. Dahlan juga
menganggap bahwa jabatan bersifat profen (duniawi), tidak pantas dipuja atau
didewakan. Jabatan bukanlah segalanya bagi Dahlan. Terakhir, Dahlan mencoba
menggunakan pendekatan corporate untuk membangun Indonesia. Bagi Dahlan ada dua
pilar yang dapat digunakan untuk membangun Indonesia ke depan, yaitu birokrasi
dan korporasi. Karakter birokrasi Indonesia saat ini masih terlihat lamban da
kaku. Untuk itu menurutnya korporasi dapat menjadi pelengkap bagi proses
pembangunan Indonesia. Korporasi mutlak harus bersifat professional dan
rasional. Tentu saja tidak semua pihak menyukai dan menyetujui gaya manajemen
Dahlan. Ada yang mengatakan gaya Dahlan itu norak dan mengabaikan hierarki
manajemen. Negara tidak dapat dikelola dengan instring belaka. Harus ada
pertimbangan hati-hati dan mendalam sebelum keputusan diambil. Mereka yang
tidak menyukai Dahlan mungkin berharap bahwa Dahlaan akan gagal.
Sedangkan menurut Ahmad Jauhari, sepak terjang Dahlan Iskan mengingatkannya
pada sepak terjang Jusuf Kalla yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Presiden
dari Susilo Bambang Yudhoyono. Banyak inisiatif yang dilakukan, berani
mengambil terobosan untuk mengatasi kebuntuan dan selalu memiliki alasan yang
kuat dan tidak terbantahkan. Namun keduanya sama-sama memiliki kelemahan, yaitu
menganggap aturan yang ada terlalu membatasi gerak cepat yang mereka lakukan.
Oleh karena itu, mereka sering berupaya untuk “menantang” ketentuan yang berlaku
sebagai suatu belenggu. Bukan hanya jalan told an PLN, banyak kebijakan Dahlan
Iskan lainnya yaitu keputusan untuk menempatkan orang-orang professional di
BUMN dengan membebaskan mereka untuk berani mengambil keputusan bisnis.
Menurut Arief Budisusilo, sosok Dahlan Iskan
merupakan sosok yang spontan, to the
point, dan pragmatis. Dahlan tidak perllu basa basi dan tidak terlalu
berprotokol, apalagi meliat SOP atau posedur baku. Yang terpenting, semua
tindakan konsisten pada tujuan. Tindakan mantan Direktur Utama PLN itu
mencerminkan pribadi yang mementingkan hasil atau result oriented. Hal ini
tercermin saat kekesalan Dahlan Iskan memuncak karena gerbang tol macet hingga
antrian 30 mobil. Dahlan kesal karena telah berkali-kali mengingatkan manajemen
PT Jasa Marga untuk memperbaiki layanan, namun belum ada perubahan yang
signifikan. Dahlan meminta kepada Jasa Marga agar antrean masuk tol tidak lebih
dari lima mobil saja. Menurut filosofi sederhananya : pelayanan harus baik,
apalagi kepada orang yang mau membayar. Jika dibalik, kepada orang yang mau
bayar saja pelayanan tidak baik, apalagi yang dapat diharapkan untuk dapat
melayani dengan baik masyarakat kecil dan miskin yang tidak punya uangg?
Begitulah kira-kira. Namun, bagaikan kepingan mata logam, ada pihak yang
menyukai gaya kepemimpinan yang dilakukan Dahlan namun ada juga yang tidak
menyukainya. Alasan mereka yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Dahlan yaitu
karena Dahlan dianggap grusa-grusu
dan bersikap spekulatif atas tindakan yang dilakukannya.
Menurut tulisan Ary Ginanjar Agustian, Dahla Iskan
merupakan sosok yang rendah hati. Hal ini terbukti saat Ary memanggil Dahlan
Iskan dengan sebutan “Pak Menteri”, Dahlan langsung menukas dengan “Nama saya
Dahlan Iskan, jangan panggil daya menteri!”. Perjalanan ke suatu tempat
dilakukan tanpa pengawalan.Bahkan, Dahlan Iskan tidak mau menggunakan fasilitas
voorijder (pembuka jalan). Dalam
perjalanan ke luar kota tersebut, rombongan kami bahkan sempat diminta minggir,
mengalah. Ketika acara dimulai bersama jajaran Dirut BUMN, seperti pada umumnya
pembawa acara (MC) membuka acara dengan sambutan pendahuluan yang penuh
basa-basi. Dahlan langsung memotong, “Sudah, langsung saja apda inti
pembicaraan!”. Menurut stafnya, Dahlan Iskan tidak pernah memfungsikan bel di
meja kerjanya untuk memanggil sekertaris. Dia antarkan sendiri surat-surat yang
ditandatangani langsung ke meja sekertarisnya. Cara komunikasi terus terang,
apa adanya, egaliter, dan sangat membuka jalur komunikasi tentu saja sangat
efisien dan cepat serta memudahkan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Gaya
berpakaian Dahlan pun sangat bersahaja, simple dan efisien. Dalam acara resmi
sekalipun, dia tidak mengggunakan dasi dan jas mahal, cukup kemeja dengan
sepatu ketsnya yang membuatnya gesit bergerak. Apa yang Ary Ginandjar tangkap
dan tercermin dari sikap Dahlan Iskan adalah sebuah pesan tanpa pidato untuk
mengikis birokrasi yang mengungkung, kekakuan yang membeku, dan jalur
komunikasi yang tersumbat, yang sesungguhnya merupakan bagian dari tiga unsure
entropi yang melanda negeri ini. Sebuah pesan dibalik sepatu kets dan kemeja
putih. Semua itu bukanlah tontonan unik, tetapi sebuah pesan untuk jajaran BUMN
dan bahkan Negara ini yang sudah lelah dengan entropi budaya.
Bagi Denny Indrayana, apa yang dilakukan oleh Dahlan
Iskan adalah kerja keras berkualitas yang berpijak pada integritas moralitas.
Hal yang sama diperlukan dalam penegakan hukum. Tidak cukup bermodal
intelektualitas, terobosan hukum progresif harus juga berpijak pada integritas
moral. Itulah modal perjuangan yang melawan mafia hukum, mafia pajak, mafia
korupsi, dan mafia narkoba (tugas yang selama ini coba dijalankan untuk
menciptakan Indonesia yang lebih baik). Dengan demikian, berbagai fitnah tidak
akan pernah menyurutkan langkah untuk terus menciptakan Indonesia yang lebih
bersih dari mafia.
Menurut Desmon Silitonga, agar daya saing BUMN
Indonesia semakin meningkat dan dapat bersaing dengan BUMN asing, selain
melalui aksi-aksi korporasi kementerian BUMN tersebut sejumlah hambatan yang
ada di depan mata juga harus segera dibereskan. Pertama, meminimalkan dampak intervensi politik sehingga keuangan
BUMN tidak dijadikan sapi perah oleh politikus. Inilah salah satu gebrakan yang
dijalankan Dahlan Iskan agar BUMN bersih dari intervensi politik. Kedua, merevisi UU BUMN agar kementerian
BUMN memiliki fleksibilitas dan fokus dalam menjalankan sejumlah aksi korporasi
dan reformasi di tubuh BUMN. Ketiga,
membuat formulasi kebijakan dividen yang lebih rasional sehingga kebijakan
dividen dapat mendukung pertumbuhan dan aksi korporasi BUMN, khususnya di
sektor pertambangan dan perbankan yang membutuhkan permodalan yang kuat.
Menurut Dewa Gde Satrya, Dahlan Iskan merupakan
sosok pemerintahan entrepreneurial. Dengan kemeja khas lengan panjang putih dan
sepatu kets, dia memang fenomenal. Apalagi sejak kepemimpinannya di PLN
diapresiasi presiden dan banyak kalangan masyarakat. Lebih-lebih beliau
menghadirkan figure pemerintah (pelayan publik) yang ramah, professional dan
merakyat. Dia juga memiliki ide-ide kreatifyang mungkin “menerabas” bagi
mayoritas birokrat di tanah air.
Menurut pandangan Hasibullah Sastrawati, Ibu Sri
Mulyani dan Dahlan Iskan mempunyai persamaan yang sangat mirip, yaitu sama-sama
menteri yang dianggap bersih, sama-sama menjadi korban manuver politisi
Senayan, dan sama-sama dianggap pantas untuk menjadi presiden ke depan. Kini
Dahlan Iskan juga dikenal sebagai sosok yang bersih dan pekerja keras
menghadapi manuver politik yang kurang lebih sama dari politisi Senayan.
Sebagaimana yang pernah dialami Ibu Sri Mulyani, Dahlan Iskan tidak menutup
kemungkinan akan menjadi tumbal berikutnya dari permainan politik haditsul ifki (berita bohong). Dahlan
Iskan sejauh ini telah menampakkan pola kepemimpinan yang relevan dan
konstektual dengan akutnya persoalan-persoalan yang ada. Sejatinya semua pihak
mendukung sosok pekerja keras, bersih dan tulus seperti Dahlan Iskan, terutama
dalam menghadapi permainan politik haditsul
ifki. Jika tidak, bukan tidak mungkin Dahlan Iskan akan “dikubur” ditengah
jalan demi kepentingan-kepentingan politik yang bersifat pragmatis.
Muhadjir Effendi menjelaskan, sosok Dahlan Iskan adalah
sosok yang cerdas dan memiliki naluri untuk mau bekerja keras. Dia mencari dan
menulis berita sendiri, dicetak (distensil) sendiri, kemudian diedarkan
sendiri. Dia biasa menulis tanpa draf dan tanpa diedit. Diusianya yang sudah
berkepala enam, sekarang ini Pak Dahlan seperti terlahir kembali. Dia menjadi
semakin agamis dan altruis. Dia juga mengalami proses dekonstruksi diri : dari
seorang wartawan yang biasa memburu pejabat menjadi pejabat yang diburu
wartawan, dari news writer menjadi news maker, dari seorang pekerja media
massa menjadi salah seorang yang mengendalikan media massa terbesar di
Indonesia, dengan 180 lebih jaringan penerbitan dan puluhan media televisi.
Sebagai pejabat Negara, dia harus beradaptasi diri dengan kultur birokrasi yang
membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan, setidaknya mengurangi gaya
penampilan yang anything goes, yang
selama ini dinikmatinya.
Sirikit Syah menceritakan bagaimana seorang Dahlan
Iskan mampu menyelamatkan Koran Jawa Pos. Dahlan Iskan merupakan insane pers
yang gigih, jujur, arif dan bertanggung jawab. Dahlan memulai karier
jurnalistik dari sebuah majalah kecil di Samarinda, kemudian magang di majalah Tempo yang berada di Jakarta. Kemudian
Dahlan dipindah ke Jawa Pos, koran kecil dengan Sumber Daya Manusia dan capital
yang sangat minim. Saat itu Koran Jawa Pos masih dikategorikan sebagai koran
kecil karena hanya mencetak 6.000 ekslempar saja ketika para kompetitornya
sudah mencetak lebih dari 100.000 ekslempar. Dahlan lah yang memimpin dan
mengelola Jawa Pos bahkan ketika Jawa Pos mengalami kesulitan dan terancam
gulung tikar. Dahlan mencoba memutar otak dan mencari jalan keluar atas masalah
yang membelenggu Jawa Pos. Dia mencoba mengumpulkan istri para karyawan dan
memberdayakan mereka. Istri-istri karyawan Jawa Pos-termasuk istrinya, diajak
agar menjadi agen pemasaran. Strategi Dahlan ini tentu mendapat protes dari
para istri, namun Dahlan memberikan penjelasan dari berbagai sudut pandang agar
strategi dan idenya dapat diterima oleh semua pihak. Berkat kegigihan Dahlan
dan kerejasama yang baik antar istri karyawan, pada masa itu Jawa Pos dapat
menandingi koran sekelas Surabaya Pos yang saat itu merupakan koran yang paling
banyak mencetak berita. Dengan tertandingnya Surabaya Pos, Dahlan disebut-sebut
sebagai orang yang menyebabkan runtuhnya Surabaya Pos. Padahal menurut Sirikit,
bukan Dahlan yang meruntuhkan Surabaya Pos. Tapi awak Surabaya Pos lah yang
menganggap remeh kompetitor. Melalui Jawa Pos, Dahlan Iskan mampu membangun
konglomerasi media terbesar di Indonesia.
Isi
Buku
Isi buku secara
keseluruhan memberikan gambaran mengenai sosok Dahlan Iskan dari berbagai sudut
pandang. Selain itu, berbagai hal penting dalam buku ini yaitu mengenai kekaguman,
harapan dan saran yang mengenai Dahlan Iskan, yang diharapkan mampu membawa
perubahan dalam pemerintahan Indonesia. Beberapa poin penting tersebut yaitu
adalah :
- Kekaguman atas keputusan Dahlan Iskan
untuk menempatkan orang-orang professional di BUMN dan membebaskan mereka untuk
berani mengambil keputusan bisnis.
- Atas beberapa tindakan yang sudah
dilakukan oleh Dahlan Iskan, beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
menggalang dukungan untuk meloloskan penggunaan hak interpelasi terhadap
Menteri BUMN Dahlan Iskan.
- Terobosan kepemimpinan Dahlan Iskan terbukti
secara perlahan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Persoalan listrik tampak mengalami perbaikan
dan pembenahan adalah salah satu bukti nyata dari efektivitass kepemimpinan ala
Dahlan Iskan.
- Terdapat empat pelajaran penting dan sangat
bermanfaat untuk pengemabangan diri dari sosok Dahlan Iskan. Pertama, pelajaran
tentang antusiasme. Kedua, pelajaran tentang cara menyederhanakan masalah.
Ketiga, Dahlan Iskan hobi mendengarkan pendapat orang lain. Keempat, pelajaran
tentang transformasi semangat.
- Dahlan tidak suka pada teori-teori atau
berteori. Setiap langkah dan gerakannya cepat. Fokusnya adalah solusi serta
tantangan ke depan. Semua pihak, termasuk bawahan yang terkait dengan persoalan
diajak berpikir dan bertindak solusi-kreatif. Dialog terbuka dan terjun
langsung merupakan metode andalannya.
- Tidak semua pihak menyukai dan
menyetujui gaya manajemen Dahlan. Ada yang mengatakan gaya Dahlan itu norak dan
mengabaikan hierarki manajemen. Negara tidak dapat dikelola dengan insting balaka.
Harus ada pertimbangan hati-hati dan mendalam sebelum keputusan diambil. Mereka
yang tertabrak aksi-aksi Dahlan mungkin saja berharap Dahlan gagal.
7.
Prinsip Dahlan, jika Anda ingin mengubah
sesuatu, Anda harus siap menghadapi penentang. Orang-orang yang merasa
terganggu karena perubahan itu perubahan itu disebabkan mereka kurang kompeten,
tidak ingin berubah, mempunyai kepentingan pribadi yang ingin dilindungi, atau
mereka ingin mengintervensi sesuatu tanpa perlu bertanggung jawab.
8.
Dahlan adalah orang yang cepat dan tegas
dalam memutuskan. Banyak diantara kita yang dalam memutuskan sesuatu sering
dihadapkan pada keraguan. Keraguan tersebut muncul, utamanya, karena kita takut
salah. Memang resiko kesalahan itu selalu ada dan itu akan membawa efek negatif.
Namun, menunda keputusan juga pasti punya efek negative. Dan Pak Dis lebih
mengambil keputusan yang cepat.
9.
Sejak kepemimpianan Dahlan Iskan selaku
direktur utama PLN, PLN sekarang berani dan sanggup menetapkan standar waktu
maksimal bagi perbaikan listrik yang padam.
10.
Dahlan tidak perlu marah setiap hari
kepada 141 manajemen BUMN. Selain tidak produktif kini bukan era yang
kepemimpinan yang harus selalu marah, baru kemudian pekerjaan selesai.
Manajemen cukup diberi indicator keberhasilan operasional, di review secarar
berkala, lalu dilaporkan agar dapat memperbaiki yang kurang.
11.
Sejumlah masalah masih melilit BUMN,
khususnya mengenai penerapan tata kelola (good
governance). Masih banyak BUMN yang tidak dijalankan dengan visi dan
prinsip-prinsip korporasi yang harus berorientasi profit dan dikelola dengan
manajemen yang efisien, efektif, dan modern. Masih ada sejumlah BUMN yang
mencatatkan kinerja keuangan yang merugi.
12.
Untuk menyelesaikan masalah BUMN. Dahlan
Iskan memangkas waktu rapat hingga 50% seingga manajemen akan lebih fokus untuk
bekerja.
13.
Saat menjadi manajer Persebaya, Dahlan
juga sangat egaliter dengan menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam tim.
Kendati memiliki kewenangan yang besar di Persebaya, Dahlan tidak serta merta
bersikap arogan dan otoriter. Itulah yang memuat kepengurusan Persebaya kala
itu sangat aspiratif. Bahkan dalam beberapa kali rapat, Dahlan tidak keberatan
kalu idenya tidak terpakai jika kalah bagus dengan ide pengurus lain.
14.
Jika diibaratkan air, Dahlan bukan air
biasa yang mengalir ke daratan yang lebih rendah. Dalam hal tertentu, dia
mengalir ke atas, ibarat lidah ombak menyapa karang. Bagi dia, siang dan malam
sama saja. Kerja dan kerja.
15.
Semangat hidup Dahlan itu dapat kita
lihat saat dan sesudah “turun mesin” (ganti hati) guna menyambung nyawa di
rumah sakit Di Yi Zhong Yi Yuan (First
Centre Hospital) Tianjin, Cina. Sikap pantang menyerah Dahlan terekam dalam
serial tulisannya yang dimuat di Jawa Pos
yang kemudian dibukukan itu. Siapa pun, yang membaca catatan ingatan, perasaan,
penyesalan, kelembutan, ketegaran, cinta, kekuatan, kerapuhan, kesadaran, dan
kewirausahaan Dahlan Iskan, dijamin berlinang air mata. Air mata kegembiraan,
perasaan syukur, dan kesedihan sekaligus.
E.
Penyajian
Isi Buku
1.
Buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” tidak
disajikan dalam suatu karangan biografi runtun per-bab. Buku ini disusun
berdasarkan tulisan beberapa penulis mengenai penilaian mereka tentang sosok
Dahlan Iskan yang mereka kenal. Sehingga buku ini disajikan persatu tulisan
penulis, dilanjutkan dengan penulis lain. Setidaknya, didalam buku ini terdapat
34 (tida puluh empat) tulisan mengenai sosok Dahlan Iskan. Tiga puluh empat tulisan
itu adalah :
·
Dahlan Iskan : Independensi Media Lebih
Besar daripada Saya
·
Taufik Lamade : Jawa Pos dan Pak Dahlan
·
Moh. Mahfud M.D : Dia itu Patut
Dipanggil Dahlan Iskan Al Daakhil
·
Sirikit Syah : Antara Jawa Pos dan Surabaya Pos
·
Muhadjir Effendi : Seperti menyaksikan
Dahlan Muda
·
Rhenald Kasali : Leadership Style
·
Ahmad Djauhar : Dulu Kalla, Sekarang
Iskan
·
Hasibullah Satrawi : Pelopor
Kepemimpinan Konstektual
·
Suwarno : Barack Obama, Dahlan Iskan dan
Mobil Listrik
·
Suwondo : Pelajaran dan Antusiasme
·
Abdillah Toha : Langkah Dahlan Iskan
·
Owen Podger : Howard Gardner dan Dahlan
Iskan
·
Ary Ginandjar Agustian : Melawan Entropi
Budaya
·
Linda Djalil : Menteri BUMN. Sepatu
Kets, dan Air Mata
·
Lukito Edi Nugroho : Keputusan Penting
Hitungan Menit
·
Rhenald Kasali : Lari Kencang Menteri
Dahlan
·
Reza Indragiri Amriel : Balasan SMS yang
Saya Kirim
·
Dewa Gde Satrya : Ngamuknya Pak Dahlan
·
Arief Budisusilo : Amuk Dahlan Iskan,
Just Do It!
·
Effnu Subiyanto : Pesan dari Pintu Tol
·
Desmon Silitonga : Gebrakan Tata Kelola
BUMN
·
Amalia E. Maulana : Persoalan di Bawah
Karpet BUMN
·
Denny Indrayana : Dahlan Iskan Terobosan
Hukum Moralitas
·
Sudjito : Hukum, Dahlan dan DPR
·
Soebodro : Terbiasa Terlelap di Mes
Persebaya
·
Rosdiansyah : Dahlan dan Aktivis
Mahasiswa
·
Saifullah Yusuf : Menulis yang
Dikerjakan, Mengerjakan yang Ditulis
·
Errol Jonathans : Rahasia Dahlan Menulis
Tanpa Henti
·
Sujiwo Tedjo : Wawancara Limbuk – Dahlan
Iskan
·
Djoko Pitono : Saya kan Ingin Teman Saya
Maju
·
Amang Mawardi : Rakyat!
·
J. Sumardijanta : Miskin Bertabat, Kaya
Bermanfaat
·
Karim Raslan : Dahlan Iskan yang Saya
Kenal
·
Zainal Arifin Emka : Apa Adanya Dahlan
Iskan
2.
Dikarenakan buku ini merupakan tulisan
dari beberapa penulis mengenai penilaian mereka tentang sosok Dahlan Iskan,
maka sering terjadi pengulangan cerita atau pembahasan. Pembuktian atas
pengulangan cerita atau pembahasan :
·
Pada tulisan Arief Budisusilo : Amuk
Dahlan Iskan, Just Do It!
“Dahlan merasa kesal karena antrean
pintu tol yang hendak dilaluinya begitu panjang, lebih dari 30 mobil. Kemudian,
bos segala bos BUMN itu pun turun dari mobilnya, membuang kursi di ruangan yang
tidak dijaga oleh petugas. Dia lantas mengizinkan mobil-mobil yang antre
melewati dua pintu di gerbang tol Semanggi yang tidak dijaga petugas.” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 126)
·
Pada tulisan Effnu Subiyanto : Pesan
dari Pintu Tol
“Menteri BUMN Dahlan Iskan
benar-benar fenomenal, spontanitas dan apa adanya. Melihat pintu tol yang
macet, dia spontan marah bahkan mengamuk. Dia langsung turun dari mobil,
membuka pintu tol, lalu membiarkan mobil melintas dengan gratis untuk mengurai
kemacetan. Kemarahan spontanitas itu terjadi karena dia berkali-kali
memperingatkan PT Jasa Marga, pengelola tol, bekerja keras. Kalu bisa, cukup
lima mobil yang mengantre di pintu tol. Jadi antrean tidak mengular hingga 30
mobil. Apalagi penyebabnya adalah petugas yang terlambat datang.” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 132)
3.
Pengembangan paragraf yang dilakukan
menggunakan berbagai macam jenis paragraf. Seperti argumentasi, deskripsi, dan
narasi.
·
Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraph
yang isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis.
Pembuktian penggunaan paragraf argumentasi dalam buku “Inilah Dahlan Itulah
Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Saya bersepakat dengan pernyataan
dia (Dahlan Iskan) bahwa 80% persoalan di BUMN terjadi karena tidak kompaknya
para direksi. Semua punya agenda sendiri, berpolitik, main backing dan mencari celah untuk menjadi direktur utama dengan
menggulingkan pejabat lama. Tujuan perusahaan menjadi nomer sekian puluh. Ini
adalah persoalan internal branding.
Branding diangggap pekerjaan divisi pemasaran. Padahal, branding adalah bagian penting dari pekerjaan chairman. Brand adalah
asset terbesar perusahaan yang harus dijaga dan dikelola. Persoalan dimulai
dari chairman yang tidak mengerti apa
arti branding yang sebenarnya. Internal branding masuk dalam kategori controllable factor yang lebih cepat dan
mudah dicapai dalam tahap branding.
Perusahaan lebih terrpancing untuk berfokus pada external branding yang bersifat uncontrollable,
yang lebih sulit dikendalikan.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 144-145)
·
Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf
yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata sehingga
para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung
keadaan atau peristiwa tersebut. Pembuktian penggunaan paragraf deskripsi dalam
buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Dia (Dahlan Iskan) hadir memecah
kebekuan manajemen pemerintahan yang dianggap kaku serta lamban. Gaya proaktif
dan provokatif Dahlan memang fenomenal. Langgam kepemimpinannya bersifat
menggerakkan. Dahlan juga dipandang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas,
tetapi luwes. Sosok Dahlan bertindak penuh antusias, bergairah untuk maju, dan
induktif. Dahlan menyelami segala persoalan dari bawah dan langsung dipecahkan
ditempat saat itu pula. Dengan spirit antusiasme tersebut, Dahlan bertindak
cepat. Dia berusaha memecahkan masalah secara utuh berbasis kepentingan publik.
Dalam konteks inilah simpati masyarakat secara spontan kerap muncul. Pelbagai
kebiasaan dan terobosannya yang khas, sejak menjaddi direktur utama PLN hingga
kini menteri BUMN, sering menghiasi ruang publik.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan
: 2012 : 73-74)
·
Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf
yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa, sehingga pembaca dapat
terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi. Pembuktian
penggunaan paragraf narasi dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu
sebagai berikut:
“Dahlan Iskan bergerak terus.
Sakitnya yang menahun, yang sempat sangat serius ditangani, nyatanya tidak
menjadi penghalang bagi semangatnya yang senantiasa menggebu-gebu. Dia tidak malu-malu
membeberkan dalam cerita bersambung di media, beberapa tahun lalu, tentang
perjuangan melawan penyakitnya. Pria yang ulang tahunnya tiap tahun dimeriahkan
saat berkibarnya bendera Merah Putih di seluruh negeri ini (lahir 17 Agustus
1951) adalah pemilik surat kabar raksasa Jawa
Pos.” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 91)
4.
Dalam buku ini disajikan pula data-data
yang relevan dan akurat. Data tersebut selain untuk memperkuat penyataan
penulis, juga menambah wawasan bagi pembaca. Pembuktian penggunaan data akurat
dan relevan buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Dengan total asset 2010 mencapai
Rp. 2.500 triliun dengan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp. 1.124,33
triliun dan Rp. 95,30 triliun kontribusi BUMN sebagai lokomotif pertumbuhan
ekonomi domestik belum terlalu maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya
kontribusi deviden terhadap keuangan Negara yang hanya berkisar Rp. 26-30
triliun. Dengan asset yang besar dan menguasai berbagai sektor ekonomi, peran
BUMN dalam penyerapan tenaga kerja juga belum terlalu maksimal.” (Inilah Dahlan
Itulah Dahlan : 2012 : 140)
5.
Selain didukung oleh data-data yang
relevan dan akurat, penulis juga menjelaskan mengenai beberapa istilah politik
yang digunakannya. Penjelasan ini membuat pembaca semakin memahami maksud dan
tujuan penulis. Pembuktian dalam buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” yaitu
sebagai berikut :
“Inilah yang penulis sebut sebagai
politik haditsul ifki. Secara
kebahasaan, haditsul ifki berarti
berita yang najis, berita menjijika, atau berita bohong. Dalam khazanah
keilmuan Islam, haditsu ifki sangat
popular, khususnya dalam kitab-kitab hadist. Haditsul ifki merupakan salah satu ‘skandal politik’ terberat yang
harus dihadapi Nabi Muhammad SAW di Madinah. Sebab, haditsul ifki dianggap melibatkan keluarga Nabi, yaitu Siti Aisyah,
para sahabat, dan keluarga Madinah pada umumnya.” (IInilah Dahlan Itulah Dahlan
: 2012 : 49-50)
6.
Terdapat penggunaan perumpaan yang
dilakukan oleh salah satu penulis dalam mengemukakan pendapatnya mengenai sosok
seorang Dahlan Iskan. Pembuktian penggunaan perumpamaan dalam buku “Inilah
Dahlan Itulah Dahlan” yaitu sebagai berikut :
“Argo Bromo Anggrek dari Jakarta
saat itu belum tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Kabarnya, di Benowo
lokomotifnya bermasalah, menunggu lokomotif pengganti. Namun, di ruas Juanda ke
Sidoarjo dekat rel perlintasan Aloha, Limbuk sudah memergoki Mas Dahlan Iskan.
‘Hubungannya apa antara Argo Bromo Anggrek belum sampai Pasar Turi kemudian di
tempat yang tidak ada hubungannya, Aloha, Limbuk bertemu dengan Pak Menteri?’
tanya panokawan Gareng ke adiknya, Bagong. ‘Ya, apakah semua di ala dunia ini
harus punya hubungan? Contoh, aku kemarin ketinggalan mobil angguna di Bungur
dan Joyoboyo tetapi Presiden SBY tidak ketinggalan mobil kepresidenan. Kalimat
itu tidak ada hubungannya, tetapi sah-sah saja kan?” (Inilah Dahlan Itulah
Dahlan : 2012 : 192-193)
7.
Tidak terdapat glosarium dalam buku
Inilah Dahlan Itulah Dahlan. Padahal dalam beberapa bab terdapat banyak
penggunaan istilah asing ataupun istilah khusus.
8.
Terdapat identitas dan penjelasan
singkat tentang keseluruhan penulis dan penyusun buku Inilah Dahlan Itulah
Dahlan. Penjelasan hanya sekedar menjelaskan status jabatann ataupun apa
hubungannya dengan Dahlan Iskan.
9.
Terdapat quotes pada setiap halaman mengenai penekanan kata-kata penting
yang mendeskripsikan sosok Dahlan Iskan.
F.
Penggunaan
Bahasa
1.
Buku “Inilah Dahlan Itulah Dahlan” telah
memenuhi kaidah-kaidah penulisan yang benar, baik dari penggunaan EYD maupun
penggunaan tanda baca. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penulisan cetak
miring untuk setiap istilah asing. Dengan bukti sebagai berikut :
“Memimpin BUMN yang saat ini
berjumlah 141 perusahaan bukanlah perkara mudah. Sejumlah masalah masih melilit
BUMN, khususnya mengenai penerapan tata kelola (good governance).” (Inilah Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 135)
2.
Tidak terdapat footnote atau catatan kaki untuk menjelaskan arti kata
sulit/istilah asing. Misalnya terdapat banyak istilah asing seperti : force majeur, synchronizer & resource allocator , window dressing, moral hazard dan commercial paper. yang tidak diberikan penjelasan lebih rinci
mengenai istilah tersebut. Dengan pembuktian sebagai berikut :
“Entah manajemen MNB menggunakan
model manajemen yang mana. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dalam kelompok. Sikap window dressing yang dipaksakan tersebut adalah kejahatan
korporasi. Cara-cara moral hazard
berlangsung dan baru terbongkar saat diterbitkan commercial paper Rp. 1,2 triliun yang ternyata palsu. JORR-S kini,
secara hukum, menjadi objek perbuatan pidana yang disebabkan MNB.” (Inilah
Dahlan Itulah Dahlan : 2012 : 133-134)
Dalam
pengertian pasar modal, akuntansi dan keuangan, window dressing diartikan sebagai suatu rekayasa akuntansi sebagai
upaya menyajikan gambaran keuangan yang lebih baik daripada yang dapat
dibenarkan menurut fakta dan akuntansi yang lazim. Sementara itu, moral hazard adalah perilaku seseorang
saat resiko akibat tindakannya ditanggung oleh pihak lain, bukan dia sendiri.
Sedangkan commercial paper pada
dasarnya merupakan surat kesanggupan yang tidak disertai dengan jaminan, yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk mendapat dana jangka pendek dan dijual kepada
investor dalam pasar uang.
3.
Pada beberapa bab, pembahasan antara
satu paragraf dengan paragraf lain tidak berkesinambungan sehingga menimbulkan
kerancuan. Dengan pembuktian sebagai berikut :
“Sebagai
mantan aktivis yang telah menjadi professional serta memiliki jejaring sangat
luas, tentu Dahlan juga membaca cermat tanda-tanda zaman (zeitgeist) ini. Demo gratisasi dan reformasi politik serta hukum
tidak dapat dielakkan. Desakan yang kuat dari arus bawah meletup dimana-mana.
Kompleksitas krisis 1997-1998 memang luar
biasa. Nilai tukar rupiah atas dolar AS yang terus jatuh justru membuat mereka
yang berduit lebih suka membeli dolar daripada memegang rupiah. Harga semua
barang kebutuhan yang digantungkan pada kurs terhadap dolar AS melambungn
tinggi dalam rupiah. Dampak krisis juga memukul bisnis pers. Dahlan menunjukkan
kepiawaiannya sebagai professional yang juga mantan aktivis. Dia melakukan
penghematan sekaligus menccermati perkembangan krisis.” (Inilah Dahlan Itulah
Dahlan : 2012 : 170)
G.
Evaluasi
Akhir
1. Keunggulan Buku
Beberapa
keunggulan dari buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan yaitu sebagai berikut :
a. Pembahasan
dalam setiap bab-nya sangat menarik. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
sudut pandang penulis dalam menilai sosok Dahlan Iskan.
b. Narasumber
di setiap bab pembahasan merupakan orang-orang yang sangat dekat dan
berhubungan dengan Dahlan Iskan, misalnya Mahfud M.D dan Errols Jonathans.
Sehingga informasi yang diuraikan narasumber mengenai bagaimana pandangannya
terhadap Dahlan Iskan dapat dipercaya.
c. Buku
ini membahas secara lengkap sepak terjang seorang Dahlan Iskan yang tidak
diberitakan oleh media selama ini.
d. Dapat
memotivasi pembacanya dengan membaca perjalanan hidup Dahlan Iskan serta
mengetahui nilai-nilai luhur yang dimilikinya.
e. Menambah
khazanah pengetahuan pembaca tentang pemerintahan dan dunia politik.
2. Kelemahan Buku
Beberapa
keunggulan dari buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan yaitu sebagai berikut :
a. Penilaian
mengenai sosok Dahlan Iskan yang diuraikan oleh narasumber rentan akan unsur
subjektivitas.
b. Gaya
bahasa yang digunakan sulit untuk dimengerti dan terkadang menimbulkan
kerancuan.
c. Beberapa
paragraf yang tidak berkesinambungan dapat menyebabkan pembaca menjadi bingung.
d. Pemilihan
kata yang kurang tepat dan keputusan tidak membuat footnote atau glosarium dapat menyebabkan pembaca tidak mengetahui
maksud penulis.
e. Perumpamaan
yang dilakukan oleh penulis ada suatu bab kurang efisien. Dikarenakan tidak
semua pembaca dapat menafsirkan secara benar maksud dan tujuan penulis.
f. Pengulangan
topik dan pembahasan sangat rentan membuat pembaca menjadi jenuh dan bosan.
3. Manfaat untuk Pembaca
Dengan
membaca buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan, manfaat yang dapat diambil yaitu :
1. Lebih
memahami secara dalam tentang sosok Dahlan Iskan yang terkenal sebagai Bos Jawa
Pos, Direktur Utama PLN dan pernah menjadi Menteri BUMN pada masa pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono.
2. Pelajaran
hidup dari perjalanan hidup yang pernah dialami oleh Dahlan Iskan.
3. Meningkatkan
motivasi diri dengan melihat perjuangan hidup Dahlan Iskan.
4. Menyelesaikan
masalah dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda, seperti yang dilakukan
oleh Dahlan Iskan dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya.
5. Dapat
menjadikan Dahlan Iskan sebagai sosok tauladan karena terobosan dan
pemikiran-pemikirannya yang sangat berpengaruh bagi kemaslahatan banyak orang.
6. Dapat
mengetahui bagaimana kriteria pemimpin yang ideal.
7. Menambah
pengetahuan tentang pemerintahan dan dunia politik.
H.
Kesimpulan
Dahlan Iskan lahir dari keularga yang sangat
sederhana kini menjadi orag yang sangat berpengaruh di Indonesia. Semangat
juangnya yang tinggi mengantarkannya pada kesuksesan memimpin Koran Jawa Pos,
kemudian suksen memimpin PLN hingga terpilih menjadi Menteri BUMN pada masa
pemerintahan Presiden SBY.
Buku Inilah Dahlan Itulah Dahlan yang disusun oleh
Taufik Lamade dan Rohman Budijanto mnceritakan sepak terjang sosok Dahlan Iskan
menurut sudut padang 34 penulis. Buku ini sangat patut diapresiasi. Buku ini
merupakan bacaan ringan namun sangat “berisi”, mengupas secara lengkap dan
jelas sosok Dahlan Iskan yang selama ini tidak pernah dipublikasikan oleh media.
Hasil akhirnya adalah pembaca dapat mendapatkan manfaat dan banyak pelajaran
hidup dari seorang sosok Dahlan Iskan.